DAYANG MALAM


tubuh mata ini lebih sering kusembunyikan 
di balik saku belakang gaunku, terkadang memicingkan 
pandangnya dari gandengan tangan seorang pria 
membimbing lengan wanitanya jauh lebih menikam ku

dari pada lemparan uang tangan laki-laki Ke mukaku, 
apakah itu di kamar, di bawah jembatan, 
di atas rerumput taman, di sofa, atau bahkan di pelana kuda

seakan saraf tubuh mata ini dapat merasakan 
sentuhan jemari pria itu jauh di kedalaman titik pusatku 
terkadang ingin kubakar saja tumpukan 
kertas berangka ini di tungku mataku 

namun jauh di bawah,lumbung tua kehidupanku
sudah tak pernah lagi menyisahkan kayu

dan ketika aku bangun dari keletihan tindihan penat
malam dengan sisa parfum cairan tercium di udara

aku berharap warna foto pria itu memudar 
dari ingatku ternyata, lebih sulit lagi untuk 
menolak kedatangan airmata

satu-satunya cairan murni yang kupunya dan tersisa.

©Cesillia C'est
070106

***

Comments

Popular Posts