DONNA-DONNA VERSUS PEMUDA


sebuah lagu folks song berjudul Donna-Donna dan liriknya cukup menarik, menceritakan tentang anak sapi dan kawanan burung. Dalam lagu tersebut, ada seekor anak sapi yang memandang langit dan melihat kawanan burung bisa terbang bebas.

Anak sapi tersebut menyesal dan meratapi kehidupannya dengan tatapan berduka. Akhirnya, ada seekor Petani yang datang dan berkata,”berhentilah mengeluh, siapa yang suruh jadi anak sapi? Kenapa tak kau punyai sayap untuk terbang?”

Mungkin kita bertanya, Bagaimana mungkin seekor sapi bisa terbang layaknya burung? Tapi pada lirik terakhir, Petani itu berkata,”siapapun yang mencari kebebasan, seperti burung layang-layang, haruslah belajar terbang.”

Pastilah kita akan bertanya, bisakah seekor anak sapi terbang layaknya burung? Hal inilah yang pernah dirasakan para pendiri bangsa ini.

Banyak contohnya, lihatlah Hatta, Syahrir ataupun Tan malaka

Pastilah dalam kehidupan mereka, ada suatu perkataan, “berhentilah mengeluh, siapa yang suruh jadi anak sapi?” Hal inilah yang membuat mereka belajar untuk terbang. Mungkin kawan-kawan bisa membayangkan, seandainya mereka memutuskan untuk pasrah atas nasibnya?

Bangsa kita tidak akan mempunyai, Ekonom seperti Hatta, Diplomat handal seperti Syahrir ataupun Revolusioner seperti Tan malaka. Kemudian, apakah bangsa ini sudah benar merdeka?

Jika saja orang-orang seperti mereka ataupun pendiri bangsa lainya, masih menganggap dirinya seekor anak sapi dan terus mengeluh?

Kemudian saya menyadari bahwa, para mahasiswa pun pernah merasakan “hanya dianggap anak sapi oleh para orang tua”. Saya sering mendengar kata-kata, “lebih baik kalian belajar saja yang baik dan tidak usah mengurus masalah orang tua.” Para mahasiswa generasi 66 dan 98, pastinya merasakan hal ini. Mereka sama seperti, pemuda di zaman Yunani yang disuruh pasrah dan diam saja di rumah.

Tentulah sebagai manusia, kadang kita merasakan bahwa hidup kita layaknya anak sapi tadi. Pada akhirnya, seperti lirik dalam lagu Donna-Donna,”calves are easily bound and slaughtered, never knowing the reason why? But whover treasures freedom, like the swallow has learned to fly.”

Maukah kita menjadi anak sapi yang diikat dan dibunuh, tanpa tahu alasannya? Ataukah mencari kebebasan dengan belajar terbang layaknya burung?

Hari ini yang saya dan kawan-kawan dapat memilihnya, hendak dibawa kemana negeri ini kelak?

Comments

Popular Posts