GELINJANG UTARA KOTA JAKARTA


Suatu hari wajahku berpaling dari langit, menghadap bumi, wajah pertiwi kita.

Menyusur sepanjang utara, tampak pelacur tua menjual tubuh sekedar bertahan hidup, belok kanan bertemu jalan enggano tubuh-tubuh layu dipajang dipinggir jalan.

Lurus arah merunda, kekanan hunian pelacuran di belakang RSUD koja bertaburan tumpah ruah bercampur aduk rumah penduduk memutari islamic center sebagai pusat transaksi sexual yang lepas dari pengawasan.

Lantunan ayat-ayat suci dan desahan birahi bercampur dalam satu orkestra shymponi no.9 yang sempurna.

Hei kau! yang berteman para penguasa atau calon penguasa, tolong sampaikan semudah itukah menancapkan simbol-simbol ke "suci"an instan lupa membangun jiwa?

Industri telah menaruh harap benih itu tumbuh dan merimbun, maka kau tancapkan di aspal basah yang kau pupuk dengan asap dan sianida.

Dan bila malam mendera nyalakan api dari sisa gedung tua, usir penghuninya, bila perlu paksa, masih banyak mesiu dan bayonet di gudang, dan nyanyikan lagu padamu negeri sambil onani;

"kita penguasa kita punya senjata."

*Gelinjang kota Utara Jakarta.

Comments

Popular Posts