SEKSUALITAS POLITIK



Ternyata obrolan Politik-Seksualitas Sudah Ada Sejak 1.500 SM.

Naskah dalam tablet ini ditulis dalam aksara Akkadian, dalam tulisan berbentuk cuneiform atau salah satu ekspresi tulis yang dikenal di peradaban tertua, termasuk Mesopotamia.

Bahasa yang digunakan sepertinya bahasa umum yang digunakan oleh masyarakat Babylonia, dan kerajaan tua lain di Timur Tengah.

Lalu seperti apa isi naskah itu?

Sebagian berisi teka-teki yang kasar dan tentang seksual, sedangkan lainnya lebih kompleks dan bersifat metafora. Misalnya teka-teki yang sangat penuh kekerasan ini:

Dia mencongkel mata:
(Tapi) itu bukan takdir orang mati

Dia memotong leher: Orang mati (Siapa dia?)

Jawabannya adalah gubernur.

"Teka-teki ini mendeskripiskan kekuatan gubernur yang memang bertindak sebagai hakim yang menghukum atau memvonis mati," tulis Streck dan Wasserman, dalam jurnal yang ditulis di sebuah jurnal ilmiah.

Wasserman melihat tablet ini berisi contoh cara masyarakat saat itu mengkritik pemimpinnya. "Bahkan mungkin kemarahan politik," ucapnya. Namun, ada juga teka-teki yang lebih ringan, misalnya:

Di mulut dan gigimu (atau urine)
tajam menatap ke arahmu
wadah ukur milik tuanmu (apakah itu?)

dan jawabannya adalah: bir.

Atau ada juga yang sifatnya candaan seksual. Misalnya:
yang diperawani tapi tak hamil
yang tak diperawani akan hamil (apakah itu?)

Jawabannya adalah pasukan tambahan.

Menurut Wasserman, saat itu banyak pasukan tambahan yang masih anak-anak. Karena itu pasukan ini sulit diandalkan karena sering kabur dari medan perang. Tentu saja pasukan tambahan ini malah tidak membawa hasil, yang diilustrasikan sebagai hamil.

Tak hanya itu, metafora lain pun ada yang lebih sulit dan digunakan di tablet.

Misalnya:

Menara itu tinggi.
Meninggi, tapi tanpa bayangan (apakah itu)

Jawabannya adalah cahaya matahari.

"Kita harus berpikir untuk menjawab segala teka-teki seperti yang ada di (film) 'Lord of the Rings' atau 'The Hobbit', ini metafora," jelas Wasserman.

Jadi Peradaban kita hari ini Politik Seksualitas dan Negara hanya berputar-putar dipersoalan yang sama tidak kemana-mana, masih tetap sama diabad lampau maju tidak, mundurpun tidak. Dan kita adalah plagiat paling pandir dalam sejarah peradaban manusia.

Betapa meruginya kita yang hidup diperadaban hari ini.

Januari 27,2013

Comments

Popular Posts